AFIKSASI:
PEMBENTUKAN NOMINA
PEMBENTUKAN NOMINA
Pembentukan dengan afiksasi ini ada yang di bentuk langsung dari akar, tetapi sebagaian besar di bentuk dari akar melalui kelas verba dari akar itu. Yang di bentuk langsung dari akar adalah nomina turunan berkonfiks ke-an, seperti kepandaian yang bermakna ‘hal pandai’ dan kepartaian yang bermakna ‘hal partai’. Sedangkan contoh yang di bentuk dari akar melalui verba daru akar itu adalah pembaca yang bermakna gramatikal ‘yang membaca’, pembacaan yang bermakna gramatikal ‘hasil membaca’ atau ‘yang dibaca’.
Afiks- Afiks Pembentukan Nomina :
1. Prefiks ke-
2. Konfiks ke-an
3. Prefiks pe-
4. Konfiks pe-an
5. Konfiks per-an
6. Sufiks –an
7. Sufiks –nya
8. Prefiks ter-
9. Infiks –el, -em, dan –er
10. Sufiks dari bahasa asing.
1. Nomina Berprefiks ke
Nomina berprefiks ke- sejauh data yang ada hanyalah ada tiga buah kata, yaitu ketua, kekasih dan berkehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’ dan ‘yang dikehendak’.
2. Nomina berkonfiks ke-an
Pembentukan ada 2 (dua) macam :
1. Di bentuk langsung dari bentuk akar (dari akar tunggal maupun akar majemuk)
contoh:
Ø kehutanan -> hutan + ke-an
Ø keolahragaan -> olahraga + ke-an
2. Di bentuk dari akar melalui verba menjadi predikat dalam satu klausa.
contoh:
Ø keberanian -> dari verba berani
Ø klausa -> mereka sungguh berani
Ø kesedihan -> dari verba sedih
2.1 Nomina berkonfiks ke-an
Yang di bentuk langsung dari bentuk dasar memiliki makna gramatikal (a)’hal(dasar)’atau’tentang(dasar)’;dan (b)’tempat’atau’wilayah’.
a) Nomina berkonfiks ke-an yang di bentuk langsung dari dasar memiliki makna gramatikal ‘hal(dasar)’ apabila bentuk dasarnya itu memiliki komponen makna(+bendaan) dan (+objek bicara).
b) Nomina berkonfiks ke-an yang di bentuk dari dasar memiliki makna gramatikal ‘tempat (dasar)’ atau ‘wilayah (+bendaan), (+wilayah) dan (+jabatan).
2.2 Nomina berkonfiks ke-an
Yang di bentuk dari dasar melalui verba (yang di bentuk dari dasar itu dan menduduki fungsi predikat sebuah klausa) memiliki makna gramatikal (a) ‘hal (dasar)’ dan (b) ‘hasil’.
a) Nomina berkonfiks ke-an yang di bentuk dari dasar melalui verba/predikat dari suatu klausa memiliki makna gramatikal ‘hal (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan).
b) Nomina berkonfiks ke-an yang di bentuk dari dasar melalui verba/predikat dari suatu klausa memiiki makna gramatikal ‘hasil me-kan’ apabila verba yang di laluinya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran).
3. Nomina Berkonfiks pe-
Ada dua macam proses pembentukan dengan prefiks pe-.
1. Prefiks pe- yang menggunakan kaidah persengauan. Yang menggunakan kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks me- transitif dan verba dasar.
2. Prefiks pe- yang tidak mengikuti kidah persengauan. Yang tidak menggunakan kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks ber- yang menyatakan tindakan.
3.1 Nomina Berprefiks pe- yang mengikuti Kaidah Persengauan.
Prefiks pe- yang mengikuti kaidah persengauan dapat berbentuk pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge-. persengauan sama dengan persengauan pada prefiks me-. Bentuk atau alomorf pe- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem | r, l, w, y, m, n, ny, dan ng |. Contoh:
- Perawat (verba: merawat).
- Perakit (verba: merakit).
- Pelintas (verba: melintasi).
- Pewaris (verba: mewarisi).
- Peyakin (verba: menyakini).
- Pemarah (verba: marah, memarahi).
- Penanti (verba: menanti).
- Penyayi (verba: menyanyi).
- Pengamen (verba: mengamen).
Bentuk atau alomorf pem- digunakan apabila bentuk dasarnya di mulai dengan fonem | b, p, dan v |. Dengan catatan fonem | b, f dan v | tetap terwujud, sedangkan fonem |p| disenyawakan dengan bunyi nasal dari prefiks itu.
Contoh:
- Pembina (verba: membina)
- Pemotong (verba: memotong)
- Pemfitnah (verba: memfitnah)
- Pemveto (verba: memveto)
Secara aktual bentuk pemfitnah dan pemveto tidak ada, secara potensial bisa ada.
Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal bentuk dasarnya adalah fonem | s, c, dan j|. Dengan catatan fonem |t| tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks tersebut.
Contoh;
- Pendengar (verba: mendengar)
- Pendidik (verba: mendidik)
Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal bentuk dasarnya adalah fonem | s,c dan j |. Dengan catatan fonem | s | disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks itu; sedangkan nasal ny untuk fonem |c dan j| dalam bahasa tulis diganti dengan huruf < n >.
Contoh:
- Penyikat (verba: menyikat).
- Penyakit (verba: menyakiti)
- Pencuri (lafal: pencuri verba mencuri).
- Pencopet (lafal: penyopet verba menyopet).
Bentuk atau alomorf peng- digunakan apabila bentuk dasarnya mulai dengan fonem | k, g, h, kh, a, i, u, e, dan o |. Dengan catatan fonem|k| tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ng yang ada pada prefiks itu; sedangkan fonem lain tetap diwujudkan.
Contoh:
- Pengirim (verba: mengirim).
- Penggugat (verba: menggugat).
- dan seterusnya.
Bentuk atau alomorf penge- digunakan apabila bentuk dasarnya berupa bentuk ekasuku.
Contoh:
- Pengetik (verba: mengetik).
- Pengecat (verba: mengecat).
- Dan seterusnya.
Nomina berprefiks pe- yang mengikuti kaidah persengauan dibentuk dari dasar melalui verba dari suatu klausa, sehingga makna gramatikal yang di miliki adalah:
(1). Yang (dasar).
(2). Yang me- (dasar).
(3). Yang me-kan (dasar).
(4). Yang mi-i (dasar).
3.1.1 Nomina berprefiks pe- memiliki makna gramatikal ‘yang(dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba yang sama dengan dasar itu.
Contoh:
- Pendatang
(dari verba datang dalam kalimat “mereka datang dari luar kota”).
- Pemabuk
(dari verba mabuk dalam kalimat “anak-anak itu sering mabuk disana).
- Pemalas
(dari verba malas dalam kalimat “anak itu memang malas”).
3.1.2 Nomina berprefiks pe- memiliki makna gramatikal ‘yang me-(dasar)’ apabila bentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu.
Contoh:
- Penulis
(dari dasar tulis melalui verba menulis).
- Pelatih
(dari dasar latih melalui verba melatih).
- Pengawal
(dari dasar kawal melalui verba mengawal).
3.1.3 Nomina berpefiks pe- memiliki makna gramatikal ‘yang me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu.
Contoh :
- Penjinak
(dari dasar jinak melalui verba menjinakkan).
- Pembersih
(dari dasar bersih melalui verba membersihkan).
- Pewangi
(dari dasar wangi melalui verba mewangikan).
3.1.4 Nomina berprefiks pe- memiliki makna gramatikal ‘yang me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba me-i yang dibentuk dari dasar itu. Contoh:
- Pewaris
(dari dasar waris melalui verba mewarisi).
- Pengunjung
(dari dasar kunjung melalui verba mengunjungi).
- Pelengkap
(dari dasar lengkap melalui verba melengkapi).
- Penurut
(dari dasar turut melalui verba menuruti).
3.2 Nomina Berprefiks pe- yang Tidak Mengikuti Kaidah Persengauan
Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau verba berklofiks memper-kan yang di bentuk dari dasar itu makna gramatikal yang di miliki adalah ‘yang ber- (dasar)’. Contoh :
- Peladang
(dari dasar ladang melalui verba barladang).
- Pedagang
(dari dasar dagang melalui verba berdagang).
- Petaruh
(dari dasar taruh melaui verba mempertaruhkan).
3.3 Nomina Berprefiks pe- Melalui Proses Analogi.
Ada dua macam pembentukan nomina berprefiks pe- yang dibentuk melalui proses analogi. Yaitu :
1. Adanya bentuk penyuruh (dengan makna gramatikal ‘yang menyuruh’) dan bentuk pesuruh (dengan makna gramatikal ‘yng disuruh’), maka dibentuklah pasangan:
§ Penatar ‘yang menatar’ dan petatar ‘yang ditatar.
§ Penyuluh ‘yang menyuluh’ dan pesuluh ‘yang disuluh’.
§ Pengubah ‘yang mengubah’ dan perubah ‘yang diubah’
Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal ‘yang berolahraga tinju’ dan ‘yang berolahraga gulat’ maka dibentuklah istilah-istilah pegolf, penyudo, petembak, petenis, pesepak bola,dll. Semua istilah ini tidak mengenali kaidah persengauan.
4. Nomina Berkonfiks pe-an
Konfiks pe-an dalam pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk atau alomorf, yaitu pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, dan penge-an. Kaidah penggunaan nya sejalan dengan kaidah persengauan prefiks me- maupun prefiks pe-, yaitu :
Bentuk alomorf pe-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem | r, l, w, y, m, n, ny, dan ng |. Contoh:
- Perawatan
- Pelarian
- Pewarisan
- Penyakinan
- Pemantapan
- Penyanyian
- Pengangaan.
Bentuk atau alomorf pem-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem |b, p, f dan v|. Dengan catatn fonem |b| tetap diwujudkan, fonem | p | disnyawakan dengan bunyi sengau dari konfiks yang bersangkutan, sedangkan kata yang berfonem | f dan v | hingga saat ini masih berupa data potensial. Contoh:
- Pembinaan
- Pembakaran
- Pemilihan
- Dan seterusnya.
Bentuk atau alomorf pen-an yang digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem | d dan t |. dengan catatan fonem | d | tetap diwujudkan, sedangkan fonem | t | disenyawakan dengan bunyi sengau dan konfiks yang bersangkutan. Contoh:
- Pendengaran
- Penderitaan.
- Dan seterusnya.
Bentuk atau alomorf peng-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem | k, g, h, kh, a, i, u, e, dan o |. Dengan catatn fonem | k | disenyawakan dengan bunyi sengau dari konfiks itu, sedangkan yang lain tetap diwujudka. Contoh:
- Pengiriman.
- Penggalian.
- Penghukuman.
- Pengkhianatan.
- Pengambilan.
- Pengintaian.
- Pengurusan.
- Pengendaraan.
- Pengoperasian.
Bentuk atau alomorf penge-an digunakan apabila bentuk dasarnya berupa dasar ekasuku. Contoh:
- Pengeboran.
- Pengecatan.
- Pengetikan.
- Pengesahan.
- Pengecoran.
Proses pembentukan nomina berkonfiks pe-an dilakukan dari dasar melalui verba berprefiks me-, berklofiks me-kan atau berklofiks me-i. Oleh karena itu, maka gramatikal yang dimiliki adalah:
1) Proses / hal me- (dasar).
2) Proses / hal me-kan (dasar).
3) Proses / hal me-i (dasar).
4.1.Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif. Contoh:
- Pembacaan, artinya ‘hal membaca’
- Penulisan, artinya ‘hal menulis’
- Pendengaran, artinya ‘hal mendengar’
- Penutupan, artinya ‘hal menutup’
- Pembayaran, artinya ‘hal membayar’
4.2.Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal/ proses me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Contoh:
- Pembenaran, artinya ‘hal membenarkan’.
- Pegecualian, artinya ‘hal mengecualikan’.
- Pemutihan, artinya ‘hal memutihkan’.
- Penggelapan, artinya ‘hal menggelapkan’.
- Penjelasan, artinya ‘hal menjelaskan’.
4.3.Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar itu. contoh:
- Pewarisan, artinya ‘hal mewarisi’.
- Pembenahan, artinya ‘hal membenahi’.
- Pelucutan, artinya ‘hal melucutu’.
- Dan seterunya.
5. Nomina Berkonfiks per-an
Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan konfiks per-an.
1. Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar melalui verba ber- bentuknya mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, pel-an.
Bentuk atau alomorf per-an digunakan apabila diturunkan dari dasar memulai verba berbentuk ber-, seperti:
- Perdagangan (dari verba berdagang).
- Perselingkuhan (dari verba berselingkuh).
- Dan seterusnya.
Bentuk atau alomorf pe-an digunakan apabila diturunkan dari dasar melalui verba berbentuk be-. Seperti:
- Pekerjaan (dari verba bekerja).
- Peternakan (dari verba beternak).
- Pecerminan (dari verba becermin).
- Dan seterusnya.
Bentuk atau alomorf pel-an hanya digunakan satu-satunya pada dasar ajar melalui verba belajar, sehingga menjadi pelajaran. Hanya makna gramatikalnya bukan ‘hal / proses belajar’. Melainkan ‘ bahan belajar’.
2. Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar (baik akar maupun bukan) nomina, seperti:
- Perkaretan.
- Perburuhan.
- Perkantoran.
- Dan seterusnya.
Makna gramatikal nomina berkonfiks per-an, baik yang dibentuk dari dasar melalui verba ber-, maupun yang langsung dari dasar adalah; ‘ hal atau tentang (dasar)’. Namun, dalam pemakaian memiliki makna, antara lain:
1) ‘hal ber- (dasar)’, seperti:
- Pergerakan, bermakna ‘hal bergerak’.
- Perselingkuhan, bermakna ‘hal berselingkuh’.
- Dan seterusnya.
2) ‘hal, tentang atau masalah (dasar), seperti:
- Perekonomian, artinya ‘hal ekonomi’.
- Perkreditan, artinya ‘hal kredit’.
- Dan seterusnya.
3) ‘daerah, wilayah atau tempat’, seperti:
- Pegunungan, berarti ‘daerah gunung’.
- Pedalaman, berarti ‘daerah dalam’.
- Pemukiman, berarti ‘daerah mukim’.
- Pertapaan, berarti ‘daerah tapa’.
- Peristirahatan, berarti ‘tempat istirahat’.
- Dan seterunya.
6. Nomina Bersufiks –an.
Ada tiga macam proses pembentukan nomina bersufiks –an.
1) Nomina brsufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal:
1. Hasil me- (dasar).
2. Yang di- (dasar).
3. Alat me- (dasar).
6.1.1. Nomina bersufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba bersufiks inflektif memiliki makna gramatikal ‘hasil me- (dasar)’ apabila hubungan antara verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya me- menyatakan ‘hasil’, seperti:
Tulisan, dalam arti ‘hasil menulis (diturunkan melalui verba menulis dimana hubungan verba menulis dengan objeknya, misal: surat, mempunyai hubungan hasil).
6.1.2. Nomina bersufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ‘yang di- (dasar)’ apabila hubungan antara verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya menyatakan ‘sasaran’, seperti nomina makanan, bacaan dan tahanan.
6.1.3. Nomina bersufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ‘alat (me-)’ apabila verba berprefiks me- yang dilaluinya memiliki komponen makna (+ alat), seperti nomina:
Ø Saringan (dari verba menyaring).
Ø Ayakan (dari verba mengayak).
Ø Kukusan (dari verba mengukus).
2) Nomina bersufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘tempat ber (dasar)’. Misalnya, nomina kubangan, tepian dan pangkalan pada kalimat-kalimat berikut:
• Lubang-lubang di jalan itu ada yang sebesar kubangan kerba
(kubang berarti ‘tempat berkubang’).
• Mereka berdagang di tepian sungai
(tepian berarti ‘tempat yang bertepi’).
• Kutunggu kamu di pangkalan ojek
(pangkalan berarti ‘tempat berpangkal’).
3) Nomina Bersufiks –an yang dibentuk dari dasar langsung memiliki makna gramatikal:
1. Tiap-tiap.
2. Banyak (dasar).
3. Bersifat (dasar).
6.3.1 Nomina berbentuk –an yang dibentuk langsung dari dasar akan mempunyai makna gramatikal ‘tiap-tiap’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+ ukuran) atau (+ takaran), seperti: nomina bulanan, literan dan meteran.
(+ ukuran) atau (+ takaran), seperti: nomina bulanan, literan dan meteran.
6.3.2 Nomina bersufiks –an yang dibentuk langsung dari dasar akan mempunyai makna gramatikal ‘banyak (dasar)’ apabila bentuk dasanya memiliki komponen makna (+ bandaan) dan (+kecil), seperti nomina ubanan, kutuan, dan jamuran.
6.3.3 Nomina bersufiks –an yang dibentuk langsung dari dasar akan mempunya makna gramatikal ‘bersifat (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Seperti nomina murahan, asinan, manisan.
7. Nomina Bersufiks –nya
Ada dua bentuk –nya, yaitu:
1. -nya sebagai pronomina persona ketiga tunggal, sepert dalam kalimat:
Ø saya mau minta tolong kepadanya.
2. -nya sebagai sufiks seperti terdapat pada kata-kata naiknya, turunya, dan mahalnya.
Sebagai sufiks –nya membentuk nomina dengan makna gramatikal:
1) Hal (dasar).
2) Penegasan.
7.1. Nomina bersufiks –nya memiliki makna gramatikal ‘hal’ kalau bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan), seperti kata-kata naiknya, mahalnya, dan luasnya.
7.2. Nomina bersufiks –nya memiliki makna gramatikal ‘penegasan’ kalau bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bendaan) atau (+tindakan), seperti kata-kata nasinya, airnya, pulangnya dan datangnya.
8. Nomina Berprefiks ter-
Nomina berprefiks ter- dengan makna gramatikal ‘yang di- (dasar)’ hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang hukum. Nomina tersebut adalah tersangka, terperiksa, terdakwa, tergugat, tertuduh, terhukum, dan terpidana.
9. Nomina Berprefiks –el-, -em-, dan, -er-
Infiksasi dalam bahasa indonesia sudah tidak produktif lagi. Artinya, tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru. Nomina berprefiks yang ada adalah:
Ø Telapak tapak
Ø Telunjuk tujuk
Ø Gemeter getar
Ø Seruling suling
Ø Geleter getar
Ø Gerigi gigi
Ø Geligi gigi
Ø Pelatuk patuk
Ø Genderang gendang
10. Nomina Bersufiks Asing
Dalam berkembangnya bahasa indonesia banyak menyerap kosakata asing, terutama dari bahasa Arab, Inggris, dan Belanda. Artinya kosakata itu diserap sekaligus dengan “sufiks” yang menjadi penanda kategori kata serapan itu. “sufiks” penanda kelas atau kategori nomina, antara lain:
1) In pada kata hadirin
muslimin
muhajirin
Dengan makna gramatikal ‘laki-laki yang (dasar)’.
2) At pada kata hadirat
muslihat
mukminat
Dengan makna gramatikal ‘perempuan yang (dasar)’.
3) -ah pada kata gairah
hafizah
Dengan makna gramatikal ‘perempuan yang (dasar).
4) Si pada kata kritisi
musisi
politisi
Dengan makna gramatikal ‘yang bergerak dalam bidang (dasar)’.
5) -ika pada kata fisika
mekanika
linguistka
Dengan makna gramatikal ‘ilmu tentang (dasar)’.
6) -ir pada kata importir
eksportir
leveransir
Dengan makna gramatikal ‘pelaku kegiatan (dasar)’.
7) -ur pada kata direktur
kondektur
redaktur
Dengan makna gramatikal ‘laki-laki yang menjadi (dasar)’.
8) -us pada kata politikus
musikus
kritikus
Dengan makna gramatikal ‘orang-orang yang melakukan (dasar)’.
9) -isme pada kata kapitalisme
feodalisme
islamisme
Dengan makna granatikal ‘paham mengenai (dasar)’.
10) -or pada kata aktor
diktator
proklamator
konduktor
indikator
Dengan makna gramatikal ‘yang melakukan / menjadi (dasar)’.
SEMOGA BERMANFAAT.....
BalasHapusmohon maaf, ini sumbernya dari buku apa ya, kebetulan saya juga mahasiwa ikip pgri bali jur bahasa indo dan skarang smster 2. tolong infonya
BalasHapusHalo kak, saya mahasiswa dgn prodi yg sama dengan kakak tetapi, angkatan 2015 di universitas lain. Artikel yg bermanfaat kak. Namun, ada baiknya kakak mencantumkan sumbernya. Saya menemukan materi ini dan sama persis ada dibuku karya Abdul Chaer berjudul Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses)halaman 144 :) mungkin nanti kakak bisa menyuntingnya :) terima kasih :)
BalasHapusHalo kak, saya mahasiswa dgn prodi yg sama dengan kakak tetapi, angkatan 2015 di universitas lain. Artikel yg bermanfaat kak. Namun, ada baiknya kakak mencantumkan sumbernya. Saya menemukan materi ini dan sama persis ada dibuku karya Abdul Chaer berjudul Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses)halaman 144 :) mungkin nanti kakak bisa menyuntingnya :) terima kasih :)
BalasHapuskebanyakan di di sini verb semua yg ajektif g ada sama nomina
BalasHapusmohon bantuannya gan :D
. teriama kasih kak atas materinya. barakallah.. :)
BalasHapus